PERCOBAAN
KE 6
FRAKSINASI
SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
A.
Tujuan
Mahasiswa
mampu melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan ekstraksi cair-cair
B.
Dasar teori
Boesenbergia
rotunda (L.) dikenal sebagai temu kunci di indonesia banyak digunakan sebagai
bumbu penyedap masakan dan merupakan obat tradisional yang mengandung minyak
atsiri yang terdiri dari boesenbergin, cardamonin, pinostrobin,
5-7-dimetoksiflavon, 1-8-sineol dan panduratin. Senyawa kimia yang terkandung
didalamnya yaitu minyak atsiri, d-borneol, d-pinen sesquiterpen, kurkumin,
tannin, saponin, flavonoid. Secara umum, rimpang temu kunci sebagai peluruh
dahak atau untuk menanggulangi bentuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan,
menyembuhkan sariawan, bumbu masak dan pemacu keluarnya ASI. Dari penelitian
lain diperoleh informasi bahwa ekstrak rimpang temu kunci dapat menghambat
bakteri isolat penyakit Orf ( Ektima Kontagiosa ) (Plantus, 2008).
Senyawa
flavonoid adalah senyawa yang mengandung
C5 terdiri atas 2 inti fenolat yang dihubungkan dengan 3 satuan carbon. Cincin
A memiliki karakteristikbentuk hidroksilasi floroglusinol atau resorsinol, dan
cincin B biasanya 4-, 3,4- atau 3,5,4-terhidroksilasi (Sastrohamidjojo, H.,
2001). Flavonoid adalah senyawa fenol, sehingga warnanya berubah bila ditambah
basa atau amoniak. Terdapat sekitar 10 jenis flavonoid yaitu antosianin,
proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron,
flavanon dan isoflavon (Harborne, 1987). Flavonoid merupakan golongan metabolit
sekunder yang disintesis dari asam piruvat melalui metabolisme asam amino (Bhat
et al., 2009).
Fraksinasi,
ekstrak kasar bahan alam merupakan campuran dari banyak senyawa sehingga sulit
dilakukan pemisahan senyawa tunggal hingga didapatkan isolat yang murni. Untuk
mengatasinya, maka ekstrak kasar dipisahkan menjadi fraksi-fraksi yang berisi
kelompok senyawa yang memiliki sifat polaritas atau ukuran molekul yang hampir
sama. Fraksi-fraksi ini dapat dibedakan secara jelas, misal dengan ekstraksi
cair-cair kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom, misalnya kromatografi
cair vakum, kolom kromatografi, kromatografi berdasarkan ukuran, atau ekstraksi
fase padat. Pemisahan awal ekstrak kasar tidak perlu dilakukan dengan banyak
fraksi karena hanya akan menghasilkan banyak fraksi namun mengandung senyawa
dalam konsentrasi yang kecil.
Isolasi
adalah proses pemisahan komponen kimia yang terdapat dalam suatu ekstrak.
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu.
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan 2 fase yaitu fase tetap dan
fase gerak, pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari 2 fase tersebut. Cara-cara
kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap, yang
dpat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara
tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai
kromtografi partisi. Karna fase bergerak yaitu kromatografi serapan yang
terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatigrafi penukar ion,
kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas cair serta
kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).
C.
Alat dan Bahan
Alat
:
-
Beaker glass
-
Erlenmeyer
-
Corong pisah
-
Gelas ukur
-
Rotary evaporator
Bahan
:
-
Ekstrak hasil maserasi temu kunci
-
n- Heksan
-
Etil asetat
-
Etanol 96%
-
Aquadest
-
Standar pinostrobin
D.
Cara Kerja
1. Ekstraksi
cair-cair
Ekstrak etanol diencerkan dengan
etanol-air (1:1) 150ml
Diaduk sampai encer dan homogen
Masukan kedalam corong pisah, fraksinasi
etanol dengan n-heksan 150ml
Fraksi etanol-air dengan etil asetat
150ml
Ekstraksi sebanyak 3 kali
Setiap penyarian ditambahakn 50ml
pelarut didapat ekstraski hasil
Diperatkan dengan rotavapor lalu uji KLT
2. Identifikasi
KLT
a. Fase
gerak : n-heksan : etil asetat (4:1)
b. Fase
diam : silika gel GF 254
c. Cuplikan : hasil fraksi dan standar pinostrobin
d. Deteksi
: uv 366
E.
Hasil
Nama
simplisa : Boesenbergia
Pandurata
Metode
ekstraksi : Fraksinasi
Jumlah
pelarut : 20 ml
Jumla
siklus : 4 kali
Urutan fraksinasi : ekstrak difraksinasi dengan air 20ml
sebanyak 4 kali siklus, lalu hasil
fraksinasi ke 2 dan 4 diuji dengan KLT dengan pembanding ekstrak Temu kunci.
Hasil solvent KLT : solvent nomor 2 lebih pekat dari nomor
4
Harga Rf
-
Jarak pelarut : 8cm
-
Jarak sampel fraksinasi 2 dan 4 : 4cm
-
Jadi harga Rf sampel fraksinasi 2 dan 4
yaitu :
Harga Rf : 4cm / 8cm = 0,5 cm
F.
Pembahasan
Fraksinasi
adalah suatu proses pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan tingkat kepolaran.
Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda-beda tergantung
pada jenis tumbuhan. Dua metode fraksinasi yaitu dengan menggunakan corong
pisah dan kromatografi kolom. Ada 4 macam proses fraksinasi yaitu fraksinasi
kering, fraksinasi basah, fraksinasi menggunakan pelarut (solvent), fraksinasi
dengan pengembunan.
Ekstraksi
merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda (Rahayu,2009). Pada
praktikum kali ini melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan temu kunci dengan
ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair adalah suatu metode ekstraksi yang
menggunakan corong pisah sehingga biasa disebut dengan ekstraksi corong pisah
(Anonim,2012).
Ekstraksi
cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam 2 macam zat pelarut yang
tidak saling bercampur atau dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat
pelarut dalam pelarut organik dan pelarut air. Hal tersebut memungkinkan karena
adanya sifat senyawa yang dpat terlarut dalam air dan adapula sneyawa yang
dpaat larut dlam pelarut organik. Pada praktikum kali ini ekstrak difraksinasi dengan
air sebanyak 20ml dengan menggunakan corong pisah dilakukan sebanyak 4 kali
siklus kemudian hsail fraksinasi ke 2 dan 4 diuji dengan identifikasi klt.
Pada
identifikasi klt fase gerak yang digunakan yaitu n-heksan : etil asetat (4:1),
fase diam yang digunaka yaitu silika gel GF 254 dan dengan larutan pembanding
yaitu standar pinostrobin. Untuk hasil solvent KLT nomor 2 lebih pekat dari
pada nomor 4. Hasil yang diperoleh dari pengujian uv 366nm yaitu terdapat
bercak berwarna hijau, lalu dihitung harga Rf dan diperoleh harga Rfnya yaitu
0,5 cm.
G.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa praktikan dapat melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan
ekstraksi cair-cair dan hasil yang diperoleh dari solvent klt yaitu solvent
nomor 2 lebih pekat dari pada nomor 4, hasil pda pengujian uv 366nm terdapar
bercak berwarna hijau dan harga Rf yang diperoleh yaitu 0,5cm.
H.
Daftar Pustaka
Anonim, 2012. (online)
(http://sitifauziahmardika.com/2012/08/ekstraksi-cair-cair.html)
diakses tanggal 25 juli 2018 pukul 16.29 WIB.
Bhat,
S.V.,B.A.Nagasampagi And S.Meenakshi.2009.Naturalproducts: Chemistry And
Application. Narosa Publishing House, New Delhi. India
Harborne.J.B., 1987.
Metode Fitokimia. Terjemahan K.Padmawinata dan I.Soediso. Bandung : Institut
Teknologi Bandung Press.
Hostettmann, K., dkk,
1995. Cara Kromatografi Preparatif. Penerbit : Itb Bandung.
Plantus, 2008,
Fingerroot (Boesenbergia pandurata Roxb. Schult). http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/04/temu-kunci
boesenbergia-pandurata-roxb-schlechter/ [20 juli 2018].
Rahayu,L.2009.Isolasi
Dan Identivikasi Senyawa Flavonoid Dari Biji Kacang Tunggak ( Vigna Unguiculata
L.). Universitas Brwijaya : Malang
Sastrohamidjojo, Hardjono.
2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar