Jumat, 29 Juni 2018

laporan praktikum fitokimia percobaan 2



PERCOBAAN 2
IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L. )


A.    Tujuan
Dapat memahami dan dapat melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau berikut analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode kromatografi lapis tipis.
B.     Dasar Teori
Daun sirih termasuk dalam famili piperaceae, merupakan jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain yang tingginya 5-15 meter. Daun berwarna hijau, bau aromatiknya khas, rasanya pedas. Daun sirih hijau secara empiris telah digunakan untuk bau mulut, kepala pusing, demam nifas, obat batuk, asma sedangkan minyak atsiri daun sirih hijau digunakan untuk radang tenggorokan (Sudarsono dkk, 1996).
Daun sirih hijau mengandung minyak atsiri sebesar 1 - 4,2% minyak atsiri, tanin (Hariana, 2013). Terdapat pula kandungan alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid (Srisadono, 2008). Sifat umum dari minyak atsiri antara lain tersusun oleh beberapa macam komponen senyawa, mudah menguap pada suhu kamar, memiliki bau khas, rasa getirtergantung jenis komponen penyusunnya, dalam keadaan segar dan murni minyak atsiri tidak tidak berwarna namun dalam penyimpanan dapat menjadi kuning (Febriyanti, 2010). Minyak atsiri larut dalam kloroform, eter, alkohol dan petroleum eter.
Infudasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90’C selama 15 menit. Infudasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari / ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ansel, 1989).
Sediaan yang dibuat dengan metode infudasi adalah infus. Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaring lunak yang mengandung minyak atsiri dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama (Depkes RI, 1979).
Keuntungan metode infudasi dan kekurangan metode infudasi yaitu :
Keuntungan :
-          Unit alat yang dipakai sederhana
-          Biaya operasionalnya relatif rendah
Kerugian     :
-          zat-zat tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembal, apabila kelarutannya sudah mendingin
-          hilangnya zat-zat atsiri
-          menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang
Tanin merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksida fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi. Identifikasi tanin dapat dilakukan dengan cara :
1.    diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan
2.    ditambahkan kalium ferrisianida tamoiak berwarna coklat
3.    diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan kalium bikromat berwarna coklat
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan 2 fase yaitu fase tetap dan fase gerak, pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari 2 fase tersebut.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap, yang dpat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromtografi partisi. Karna fase bergerak yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatigrafi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas cair serta kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).
C.     Alat dan Bahan
Alat :  
-   Seperangkat alat infus
-   Seperangakat alat KLT
Bahan :
-   Daun sirih hijau
-   Aquadest
-   N-Butanol
-   As. Asetat
-   Plat silika gel 254


D.    Skematis Kerja
                  1. Ekstraksi dan isolasi


40 gr Daun Sirih hijau segar
+ 240 ml air
Dimasukan dalam panci infus
Campuran bahan
Didihkan 15 menit 90 C saring melalui corog buchner
Filtrat jernih dipindahkan ke erlenmeyer 250 ml
Simpan dalam lemari es, selama 1 minggu sehingga terbentuk kristal amort putih kekuningan
Tuangkan larutan jernih secara hatihati
Saring kristal pada erlenmeyer
Cuci kristal dengan 10 ml air es, keringkan pada suhu 50 C, ditimbang dan hitung rendemen yang didapat
   

2.      IDENTIFIKASI FLAVONOID
Larutan dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut :
a.       Fase diam        : silika gel GF 254
b.      Fase gerak       : n-butanol – asam asetat – air ( 5:1:4 )
c.       Cuplikan          : larutan sampel dan pembanding larutan asam tanat
d.      Deteksi            : UV 366


E. Hasil
            Nama Simplisia           : piper betle
            Metode Ekstraksi        : Infudasi
            Jumlah Pelarut             : 240 ml
            Jumlah Siklus              : 1
            Rendemen                   : -

            Pemerian Ekstrak
-          Aroma                   : khas aromatik sesuai dengan tanaman asalnya
-          Warna                    : kekuningan
-          Bentuk/tekstur      : cairan infus

Hasil Pengamatan dengan Kromatografi
-          Fase diam              : plat silika gel GF 366
-          Fase gerak             : n-butanol : etil asetat : air ( 5: 1 :4 )
-          Pembanding          : asam tanat
-          Deteksi                  : FeCl3

Jarak pembanding       : 6,4 cm
Jarak sampel                : 6,7 cm
Jarak pelarut                : 8 cm
Jadi harga Rf didapat : Rf sampel ( 6,7 cm/ 8 = 0,8375 )
                                      Rf pembanding ( 6,4 cm/8 = 0,8 )


F. Pembahasan
       Tanin merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksida fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi.
       Pada praktikum kali ini melakukan identifikasi tanin daun sirih hijau ( Piper betle L. ) dilakukan ekstraksi dengan metode infudasi serta melakukan analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode KLT. Daun sirih termasuk dalam famili piperaceae. Daun berwarna hijau, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
       Daun sirih hijau mengandung minyak atsiri sebesar 1 - 4,2% minyak atsiri, tanin (Hariana, 2013). Terdapat pula kandungan alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid (Srisadono, 2008). Daun sirih hijau secara empiris telah digunakan untuk bau mulut, kepala pusing, demam nifas, obat batuk, asma sedangkan minyak atsiri daun sirih hijau digunakan untuk radang tenggorokan (Sudarsono dkk, 1996).
       Digunakan metode infudasi karena daun sirih hijau memiliki struktur jarigan yang lunak dan zat aktifnya berada diluar jaringan. Selain itu cara ini sangat sederhana tetapi penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Prinsip kerja dari infudasi menggunakan simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan di tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu di dalam panci mencapai 90°C, sambil sekali-kali diaduk.
       Pada uji skrining tanin, sampel ditambahkan dengan beberapa tetes larutan FeCl3 dan didapatkan hasil perubahan warna pada sampel menjadi hijau kebiruan. Hal ini menunjukan adanya tanin dalam daun sirih hijau, lalu melakukan pengujian kromatografi lapis tipis digunakan silica gel GF 254 sebagai fase diam, fase gerak yaitu n-butanol – asam asetat – air dengan perbandingan ( 5:1:4 ), larutan asam tanat sebagai larutan pembanding dan menggunakan detektor UV 366 untuk mendeteksi fase geraknya.
       Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk menghilangkan uap air didalam chamber, agar nantinya tidak mempengaruhi pembuatan noda pada lempeng, selain itu agar tekanan yang ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya penjenuhan chamber.
       Setelah mendeteksi fase geraknya, didapatkan hasil panjang fase gerak sampel yaitu 6,7cm dan panjang fase gerak pembanding yaitu 6,4cm. Dengan demikian dapat dihitung harga Rfnya dan diperoleh hasil harga Rf sampel yaitu 0,8375 dan harga Rf larutan pembanding yaitu 0,8.

G. Kesimpulan
- Telah dapat memahami dan melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau, serta melakukan analisis kualitatif golongan sneyawa tersebut dengan metode KLT.
- Terjadi perubahan warna pada sampel menjadi hijau kebiruan menunjukan bahwa daun sirih mengandung tanin
            - Diperoleh hasil harga Rf sampel 0,8375 dan hasil harga Rf pembanding yaitu 0,8.

H. Daftar Pustaka
Ansel,H.C., (1989). Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta
Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta
Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hostettmann, k., dkk. (1995). Cara Kromatografi Preparatif. Penrbit Itb. Bandung
Srisadono A. 2008. Skrinning Awal Ekstrak Etanol Daun sirih hijau (Piper betle Linn) Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BLT). (Artikel Karya Tulis Ilmiah). Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sudarsono., Pudjoarinto A., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus IA., Dradjad., Wibowo S., dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat. PPOT UGM. Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar