PERCOBAAN 2
IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L. )
A. Tujuan
Dapat
memahami dan dapat melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau berikut
analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode kromatografi lapis
tipis.
B.
Dasar Teori
Daun
sirih termasuk dalam famili piperaceae, merupakan jenis tumbuhan merambat dan
bersandar pada batang pohon lain yang tingginya 5-15 meter. Daun berwarna
hijau, bau aromatiknya khas, rasanya pedas. Daun sirih hijau secara empiris
telah digunakan untuk bau mulut, kepala pusing, demam nifas, obat batuk, asma
sedangkan minyak atsiri daun sirih hijau digunakan untuk radang tenggorokan
(Sudarsono dkk, 1996).
Daun
sirih hijau mengandung minyak atsiri sebesar 1 - 4,2% minyak atsiri, tanin
(Hariana, 2013). Terdapat pula kandungan alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid
(Srisadono, 2008). Sifat umum dari minyak atsiri antara lain tersusun oleh
beberapa macam komponen senyawa, mudah menguap pada suhu kamar, memiliki bau
khas, rasa getirtergantung jenis komponen penyusunnya, dalam keadaan segar dan
murni minyak atsiri tidak tidak berwarna namun dalam penyimpanan dapat menjadi
kuning (Febriyanti, 2010). Minyak atsiri larut dalam kloroform, eter, alkohol
dan petroleum eter.
Infudasi
merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu
90’C selama 15 menit. Infudasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.
Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari / ekstrak yang tidak stabil dan
mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh
dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ansel, 1989).
Sediaan
yang dibuat dengan metode infudasi adalah infus. Umumnya infus selalu dibuat
dari simplisia yang mempunyai jaring lunak yang mengandung minyak atsiri dan
zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama (Depkes RI, 1979).
Keuntungan
metode infudasi dan kekurangan metode infudasi yaitu :
Keuntungan
:
-
Unit alat yang dipakai sederhana
-
Biaya operasionalnya relatif rendah
Kerugian :
-
zat-zat tertarik kemungkinan sebagian
akan mengendap kembal, apabila kelarutannya sudah mendingin
-
hilangnya zat-zat atsiri
-
menghasilkan sari yang tidak stabil dan
mudah tercemar oleh kuman dan kapang
Tanin
merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksida fenolik yang banyak
terdapat pada tumbuh-tumbuhan pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan
senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang
berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas
dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu.
Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi. Identifikasi tanin dapat
dilakukan dengan cara :
1. diberikan
larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan
2. ditambahkan
kalium ferrisianida tamoiak berwarna coklat
3. diendapkan
dengan garam Cu, Pb, Sn dan larutan kalium bikromat berwarna coklat
Kromatografi
adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya
semua cara kromatografi menggunakan 2 fase yaitu fase tetap dan fase gerak,
pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari 2 fase tersebut.
Cara-cara
kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap, yang
dpat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara
tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai
kromtografi partisi. Karna fase bergerak yaitu kromatografi serapan yang
terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatigrafi penukar ion,
kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas cair serta
kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).
C.
Alat dan Bahan
Alat
:
- Seperangkat
alat infus
- Seperangakat
alat KLT
Bahan
:
- Daun
sirih hijau
- Aquadest
- N-Butanol
- As.
Asetat
- Plat
silika gel 254
D.
Skematis Kerja
1. Ekstraksi dan isolasi
40
gr Daun Sirih hijau segar
|
+
240 ml air
|
Dimasukan
dalam panci infus
|
Campuran
bahan
|
Didihkan
15 menit 90 C saring melalui corog buchner
|
Filtrat
jernih dipindahkan ke erlenmeyer 250 ml
|
Simpan
dalam lemari es, selama 1 minggu sehingga terbentuk kristal amort putih
kekuningan
|
Tuangkan
larutan jernih secara hatihati
|
Saring
kristal pada erlenmeyer
|
Cuci
kristal dengan 10 ml air es, keringkan pada suhu 50 C, ditimbang dan hitung
rendemen yang didapat
|
2. IDENTIFIKASI
FLAVONOID
Larutan dianalisis secara kualitatif
dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut :
a. Fase
diam : silika gel GF 254
b. Fase
gerak : n-butanol – asam asetat –
air ( 5:1:4 )
c. Cuplikan : larutan sampel dan pembanding
larutan asam tanat
d. Deteksi : UV 366
E.
Hasil
Nama Simplisia : piper betle
Metode Ekstraksi : Infudasi
Jumlah Pelarut :
240 ml
Jumlah Siklus : 1
Rendemen : -
Pemerian Ekstrak
-
Aroma :
khas aromatik sesuai dengan tanaman asalnya
-
Warna :
kekuningan
-
Bentuk/tekstur : cairan infus
Hasil Pengamatan dengan
Kromatografi
-
Fase diam : plat silika gel GF 366
-
Fase gerak : n-butanol : etil asetat : air ( 5: 1 :4 )
-
Pembanding : asam tanat
-
Deteksi :
FeCl3
Jarak pembanding : 6,4 cm
Jarak sampel : 6,7 cm
Jarak pelarut : 8 cm
Jadi harga Rf didapat : Rf sampel ( 6,7 cm/ 8 = 0,8375 )
Rf pembanding ( 6,4 cm/8 = 0,8 )
F.
Pembahasan
Tanin merupakan senyawa yang memiliki
sejumlah gugus hidroksida fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan
pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat
dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau
hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Tanin dapat
diidentifikasi dengan kromatografi.
Pada praktikum kali ini melakukan
identifikasi tanin daun sirih hijau ( Piper betle L. ) dilakukan ekstraksi
dengan metode infudasi serta melakukan analisis kualitatif golongan senyawa
tersebut dengan metode KLT. Daun sirih termasuk dalam famili piperaceae. Daun
berwarna hijau, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
Daun sirih hijau mengandung minyak atsiri
sebesar 1 - 4,2% minyak atsiri, tanin (Hariana, 2013). Terdapat pula kandungan
alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid (Srisadono, 2008). Daun sirih hijau
secara empiris telah digunakan untuk bau mulut, kepala pusing, demam nifas,
obat batuk, asma sedangkan minyak atsiri daun sirih hijau digunakan untuk
radang tenggorokan (Sudarsono dkk, 1996).
Digunakan metode infudasi karena daun
sirih hijau memiliki struktur jarigan yang lunak dan zat aktifnya berada diluar
jaringan. Selain itu cara ini sangat sederhana tetapi penyarian dengan cara ini
menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Prinsip
kerja dari infudasi menggunakan simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan
derajat kehalusan yang ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah
panci. Kemudian dipanaskan di tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu
di dalam panci mencapai 90°C, sambil sekali-kali diaduk.
Pada uji skrining tanin, sampel
ditambahkan dengan beberapa tetes larutan FeCl3 dan didapatkan hasil
perubahan warna pada sampel menjadi hijau kebiruan. Hal ini menunjukan adanya
tanin dalam daun sirih hijau, lalu melakukan pengujian kromatografi lapis tipis
digunakan silica gel GF 254 sebagai fase diam, fase gerak yaitu n-butanol –
asam asetat – air dengan perbandingan ( 5:1:4 ), larutan asam tanat sebagai
larutan pembanding dan menggunakan detektor UV 366 untuk mendeteksi fase
geraknya.
Alasan penjenuhan chamber sebelum
digunakan yaitu untuk menghilangkan uap air didalam chamber, agar nantinya
tidak mempengaruhi pembuatan noda pada lempeng, selain itu agar tekanan yang
ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya
penjenuhan chamber.
Setelah mendeteksi fase geraknya,
didapatkan hasil panjang fase gerak sampel yaitu 6,7cm dan panjang fase gerak
pembanding yaitu 6,4cm. Dengan demikian dapat dihitung harga Rfnya dan
diperoleh hasil harga Rf sampel yaitu 0,8375 dan harga Rf larutan pembanding
yaitu 0,8.
G.
Kesimpulan
-
Telah dapat memahami dan melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau,
serta melakukan analisis kualitatif golongan sneyawa tersebut dengan metode
KLT.
-
Terjadi perubahan warna pada sampel menjadi hijau kebiruan menunjukan bahwa
daun sirih mengandung tanin
- Diperoleh hasil harga Rf sampel
0,8375 dan hasil harga Rf pembanding yaitu 0,8.
H.
Daftar Pustaka
Ansel,H.C.,
(1989). Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta
Depkes
RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta
Hariana, A.
2013. 262 Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hostettmann, k., dkk. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif. Penrbit Itb. Bandung
Srisadono A. 2008. Skrinning Awal Ekstrak Etanol Daun sirih hijau (Piper betle Linn) Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BLT). (Artikel Karya Tulis Ilmiah). Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sudarsono.,
Pudjoarinto A., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus IA., Dradjad., Wibowo S., dan
Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat. PPOT UGM. Yogyakarta.