Jumat, 25 Mei 2018

LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA


PERCOBAAN KE 5
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN SEREH (Cymbopogon winterianus)







Nama                                       :Monica Sandy
NIM                                          : 1606067072
Kelompok                                : A/3
Hari, Tanggal Praktikum       : Sabtu, 05 Mei 2018
Dosen Pembimbing                : Erma Yunita, M.Sc., Apt





LABORATURIUM FITOKIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018



A.  Tujuan
Dapat memahami prinsip isolasi minyak atsiri dan dapat mengerjakan isolasi beseerta identifikasinya dengan kromatografi lapis tipis.

B.  Dasar Teori
            Sereh wangi ( cymbopogon winterianus jowitt) merupakan salah satu spesies dari famili poaceae dengan kandungan minyak atsirinya yang sering digunakan untuk mengobati radang tenggorokan radang usus, radang lambung, diare, obat kumur, sakit perut, batuk, pilek dan sakit kepala. Minyak sereh wangi juga dapat digunakan sebagai obat gosok, serta untuk mengobati eksema dan rematik (Leung and Foster, 1996).
            Sereh wangi berkhasiat sebagai obat tradisional karena mengandung senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Minyak atsiri adalah salah satu senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri. Menurut penelitian Malele et al (2006), sereh wangi adalah linalool, sitronellol, geraniol, α-kalakoren, cis-kalamenen, β-elemen dan longifolen.
            Menurut penelitian Goncalves et al (2010), kandungan minyak atsiri sereh wangi adalah sitronella, geraniol dan sitronellol. Minyak atsiri dari cymbopogon winterianus menujukan adanya aktivitas antibakteri terhadap semua bakteri uji yaitu Escherichia Coli, Staphylococus aures, Pseudomonas aeruginosa, proters vulgaris, Shigella Flexheri dan Bacillus Cereus. Paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram positif proteus vulgaris dengan ICHM sebesar 128 ppm.
            Minyak atsiri adalah minyak yang bersifat mudah menguao, karena memiliki titik didih yang rendah, serta merupakan suatu substansi alami yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Pada umumnya berwujud cairan yang diperoleh dari akar, batang, daun, kulit, buah, biji maupun bunga dengan cara penyulingan. Minyak atsiri tebgai 2 golongan yaitu hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi (Agusta, 2000).
            Destilasi adalah metode yang paling populer, banyak digunakan dan hemat biaya untuk memproduksi minyak atsiri diseluruh dunia. Penguapan dan isolasi menggunakan destilasi tanaman aromatik dari membran sel tanaman dengan adanya kelembapan  dilakukan dengan cara pemanasan suhu tinggi, kemudian pendinginan campuran uap untuk memisahkan minyak dari air atas dasar immiscibility tinggi dalam air dan yang rentan terhadap panas tidak dapat didestilasi.
            Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan fsae tetap dan fase gerak. Sifat dari fase tetap dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan. Jika zat cair sebagai kromatografi partisi, karena fase gerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada 4 macam sistem kromatografi yaitu serapan yang terdiri dari KLT dan kromatografi penukarion, padat, partisi dan gas-cair serta kromatografi kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).

C.  Alat dan Bahan
Alat :
-          Alat destilasi
-          Alat KLT
Bahan :
-          Daun sereh                        -  n-heksana
-          Minyak citronella              -  Natrium sulfat
-          Aquadet                            -  Etil asetat

 D. Skematis Cara Kerja
     1. isolasi 

Daun Sereh Wangi 1000 gr
Timbang, masukkan kedalam labu destilasi
Tambahkan air 300 ml dan batu didih 
Hubungkan labu dengan pelindung & alat penampung berskala
Minyak atsiri
Diuku
Rendemen
               2. Identifikasi


Sedikit padatan / sampel 
larutkan 
Etanol 
KLT
Fase diam, fase gerak, sampel + pembanding
Deteksi Uv 366
Menghitung harga Rf
 

 
E.  HASIL
     Nama simplisia            : Cymbopogon winterianus
     Metode ekstraksi         : Destilasi air
     Jumlah pelarut             : Aquadest 400 ml
    Waktu                         : 09.50 – 11.10 Wib

    Pemerian Ekstrak
-          Aroma       : Khas aromatik
-          Warna        : Keruh
-          Bentuk      : Minyak menguap
  
 Hasil pengamatan dengan kromatografi
-          Fase diam              : Silika Gel GF 366
-          Fase gerak             : n-heksana : etil asetat ( 4:6 ) sebanyak 10 ml
-          Pembanding          : Minyak Citronella
-          Deteksi                  : UV 366

F.   PEMBAHASAN
Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essensial oils, volatile oils) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil dari sisa metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Menurut Richards (1944) minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan yang meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar (Richards,1944).
Pada praktikum ini melakukan isolasi dan identifikasi minyak atsiri dari daun sereh wangi, melakukan isolasi dan identifikasi tanaman daun sereh wangi dengan KLT. Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak atsiri yang penting. Menurut Wijesekera (1973), komponen minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap daun tanaman sereh wangi. Secara botani, sereh wangi merupakan tanaman stolonifera, terdiri dari 2 tipe yang dapat dibedakan berdasarkan morfologis dan fisiologis yaitu : Cymbopogon nardus rendle, lenabatu dan Cymbopogon winterianus jowitt, mahapengiri.
Penyulingan sereh wangi tipe mahapengiri menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi dari pada lenabatu, selain itu minyak dari mahapengiri bermutu lebih baik (kadar geraniol dan sitronelal lebih tinggi). Namun demikian tipe ini membutuhkan tanah yang lebih subur, curah hujan lebih banyak dan budidaya yang lebih ketat dibandingkan tanaman tipe lenabatu (Guenther, 1990).
Terdapat 2 tipe minyak sereh wangi (minyak sitronella) didunia salah satunya tipe jawa diperoleh dari destilasi uap daun Cymbopogon winterianus jowitt atau mahapengiri. Minyak tipe ini berwarna kuning pucat sampai coklat pucat mempunyai bau yang manis, seperti bunga mawar dengan sentuhan aroma sitrus yang kuat dari sitronelal. Pada praktikum ini fase gerak yang digunakan yaitu n-heksan : etil asetat yang bersifat semi polar dan fase diamnya menggunakan silika gel GF 254 bersifat polar.
Sebelum dilakukan uji kromatografi lapis tipis (KLT) dan sereh wangi didestilasi dengan menggunakan ekstraksi destilasi air yang bertujuan untuk menyuling minyak atsiri. Dalam destilasi air, destilasi kurang baik karena simplisia bersentuhan langsung dengan air sehingga minyak atsiri ang didapatkan hanya sedikit dan mudah menguap, supaya mengurangi penguapan minyak atsiri wadah harus ditutup rapat menggunakan alumunium foil setelah didapatkan minyak atsiri kemudian diuji menggunakan lempeng KLT dan dibandingkan dengan minyak citronella dengan ditotolkan pada lempeng dan dicelupkan pada n-heksan : etil asetat ( 4:6 ) dan pada praktikum ini didapatkan hasil fase gerak tidak nampak atau tidak terlihat pada lampu uv 366. Hal ini terjadi karena kemungkinan dapat terjadi karena minyak sudah banyak yang menguap sehingga jumlah minyak yang didapat sedikit.

G. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada pengujian kromatografi lapis tipis harga rf tidak dapat dihitung karena pada saat pengujian dengan uv 366 tidak terlihat adanya bercak berwarna biru keunguan.

H.  DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia, ITB, Bandung
Gonçalves T.B., Erlânio O., De Sousa, Fabíola F., Rodrigues G., and José Da Costa G.M., 2010, Chemical Composition and Antibacterial Evaluation of the Essential Oil from Cymbopogon winterianus Jowitt (Gramineae), Journal of Essential Oil Bearing Plants,13 (4) : 426-431
Guenther, E., 1990, Minyak Atsiri, Penerjemah S. Ketaren dan R. Mulyono J., Jilid IV A, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Hostettmann, k., dkk., 1995, cara kromatografi preparatif, penrbit itb,bandung
Leung AY, Foster S. 1996. Encyclopedia of common natural ingredients used in food, drugs and cosmetic. Ed ke-2. New York: John Wiley & Sons.
Richards, W. F.. Perfumer's Hand Book and Catalog, New York: Fritzsche Brother Inc (1944).
Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. 1991. Inventaris Tanaman obat Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta.
Wijesekera, R.O.B., 1973, The Chemical Composition and Analysis of Citronella Oil, Journal of the National Science Council of Srilanka, 1, 67-81.